Senin, 01 April 2013

Pengetahuan Dasar Dalam Forex Trading

Selain memiliki keterampilan dasar dalam bermain forex, seorang trader juga harus memiliki pengetahuan dasar yang terkait dengan forex. Mengetahui membuat orang lebih berpikiran luas. Orang yang menjalani hidup tanpa pengetahuan maka is akan tersesat. Begitu juga dalam melakukan transaksi forex, seorang trader harus mengetahui beberapa hal dasar yang berhubungan dengan kelancaran forex trading. Beberapa pengetahun dasar tersebut adalah berkaitan dengan beberapa istilah penting dibawah ini :

Bid dan Ask

Dalam transaksi, harga beli dan harga jual dari suatu valas dinyatakan dalam kuotasi bid/ ask atau bid/ offer. Bid adalah tingkat harga dimana pedagang valas bersedia untuk membeli, sedangkan ask atau offer adalah tingkat harga dimana pedagang valas bersedia untuk menjual (jika dilihat dari sudut pandang kita sendiri, maka bid adalah kesediaan kita untuk membeli, sedangkan ask atau offer adalah kesediaan kita untuk menjual). Penting untuk diingat bahwa kuotasi kurs bid/ask bersifat resiprokal. Artinya, pembelian suatu valas akan diikuti dengan penjualan valas lain.

Tabel: Currency Symbol dan Currency Rates

Sebagai contoh, kurs USD/CHF 1.7054/57 berarti bahwa kita dapat membeli 1 USD dari pedagang valas dengan 1. 7057 CHF atau menjual 1 USD dengan 1.7054 CHF. Jadi, jika kita membeli USD, otomatis kita akan menjual Swiss Francs ( membeli USD dengan menggunakan CHF= menerima USD dan kehilangan CHF). Jika kita menjual USD, kita otomatis akan membeli CHF ( menjual USD dengan menggunakan CHF=kehilangan USD dan menerima CHF). Dengan begitu, bid adalah tingkat harga dimana kita dapat menjual base currency (dan pada saat yang sama membeli counter currency), sedangkan ask adalah tingkat harga dimana kita dapat membeli base currency ( dan pada saat yang sama menjual counter currency).

Pip/Spread

Jika diperhatikan, selalu terdapat selisih antara kurs bid dan ask dimana bid selalu lebih rendah dari ask. Selisih antara bid dan ask itu disebut dengan spread. Perbedaan ini bisa terjadi dikarenakan bank atau pedagang valas akan mencari keuntungan dengan menjual valas dengan harga yang lebih tinggi pada saat membeli. Besarnya spread antara bid dan ask ditunjukkan dengan satuan pip atau point. Untuk USD/JPY, 1 pip adalah dua angka decimal dibelakang koma (0.01), sedangkan untuk kurs valas lainnya (non-JPY) 1 pip adalah empat angka decimal dibelakang koma (0.0001). sebagai contoh, dengan kurs USD/CHF 1.7054/57, spreadnya adalah 0.0003 (3 pip), untuk USD/JPY 122.92/95, spreadnya adalah 0.03 ( 3 pip).

Dalam perdagangan valas dimana USD menjadi base currency, 1 pip dapat dibagi dengan kurs yang berlaku untuk mengetahui besarnya pip value. Dengan demikian, pip value untuk USD/JPY adalah 0.01: exchange rate dan pip value USD/CHF adalah 0.0001: exchange rate. Sebagai ilustrasi, dengan kurs USD/ JPY 122.92/95 kita membeli $ 100,000 (pada harga JPY 122.95) lalu katakanlah beberapa saat kemudian kurs USD/ JPY tersebut berubah menjadi 122.97/99. Dengan kurs tersebut, kita kemudian menjual kembali $ 100,000 (pada harga JPY 122.97)

Dari transaksi tersebut, terdapat selisih sebesar 0.02 atau 2 pip ( 122.97-122.95), sehingga pip valuenya dapat dihitung sebesar (0.01/122.97)x $ 100,000 = $ 8.13 per pip. Dengan 2 pip, keuntungan dari transaksi sebesar $ 100,000 adalah $ 16.26 (2 pip x $ 8.13). Untuk kurs dimana USD tidak menjadi base currency, kita harus mengalikan pip value tersebut dengan kurs USD. Sebagai ilustrasi, pip value untuk EUR/USD pada kurs 0.9887 adalah EUR 0.0001011 (0.0001: 0.9887). dengan transaksi misalkan sebesar EUR 100,000.

Cross Currency

Dalam beberapa transaksi valas, mata uang USD sebagai 'centerpiece' di pasarvalastidak dipergunakan. Jika suatu mata uang ditransaksikan dengan mata uang negara lain bukan dalam bentuk USD, maka kurs tersebut disebut Cross Currency sebagai contoh, kurs EUR/JPY 127.95 (1 Euro setara dengan 127.95 Japanese yen). Untuk dapat mengetahui Cross currency, dalam hal ini EUR/JPY, dapat dilakukan dengan membandingkan kurs EUR/USD dan USD/ JPY. Cross currency pada umumnya digunakan oleh para arbitrager untuk melakukan international triangular arbitrage (mencari keuntungan dari perbedaan spot rate yang berlaku dengan cross rate di tiga tenipat yang berbeda).

Margin Trading

Perdagangan dengan margin adalah suatu fasilitas yang disediakan kepada pemodal untuk bisa melakukan trading melebihi modal yang dimiliki. Hal ini bisa terjadi karena pemodal mendapat pinjaman dari bank atau borker,dimana pemodal cukup menyediakan sedikit uang sebagai jaminan (collateral). Bagi pemodal, penggunaan margin trading akan dapat meningkatkan daya beli karena dana yang ditransaksikan melebihi jumlah modal yang dimiliki. Bagi perusahaan atau bank pemberi pinjaman, penggunaan margin trading akan dapat meningkatkan competitive advantage. Jenis margin yang disediakan kepada pemodal adalah :

a. Margin dengan presentase (Percentage Based Margin)
Percentage Based Margin memberikan pinjaman kepada pemodal sebesar persentase tertentu dari nilai transaksi. Margin diberikan pada mata uang yang menjadi base currency dalam kuotasi. Sebagai contoh, dengan collateral sebesar 1 % maka untuk transaksi USD/JPY sebesar $ 100,000 (1unit), pemodal cukup menyediakan dana sebesar $ 1,000 ( 1% x $ 100,000).

b. Margin dengan jumlah uang tertentu (Fixed Amount Margin)
Dalam perdagangan dengan margin, ada suatu istilah yang disebut leverage. Secara sederhana leverage merupakan perbandingan atau rasio jumlah dana yang bisa ditransaksikan dengan modal sendiri ( sebagai collateral atau jaminan) yang dimiliki. Leverage ratio untuk setiap broker atau bank berlainan antara satu dengan yang lainnya, misalkan 50:1,100:1, 200:1 atau 400:1. Dengan leverage 100:1, maka pemodal cukup menyediakan dana sebesar $ 1 untuk transaksi pembelian sebesar $ 100. Sebagai contoh, jika kita memiliki dana di rekening sebesar $ 2,000, maka dengan leverage 100:1, kita bisa membeli sampai sebesar $ 200,000.

Kendati mampu memperbesar daya beli pemodal, transaksi dengan margin juga mengandung resiko yang bisa merugikan pemodal. Resiko yang melekat pada transaksi margin diantaranya adalah: pertama, menambah margin (margin call). Margin call adalah pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pemberi fasilitas margin kepada pemodal untuk menambah modal pada rekening margin, karena posisi marginnya berada dibawah maintenance margin (margin minimum yang harus sellau ada pada rekening pemodal). Kedua, likuidasi posisi. Risiko ini timbul akibat pemodal tidak menambah modal pada rekening margin yang posisi marginnya berada dibawah maintenance margin.

Dalam memanfaatkan fasilitas margin, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemodal, yaitu: Pertama, memahami bagaimana transaksi margin dilakukan dan pengaruhnya terhadap jumlah rekening yang dimiliki. Kedua, selalu memantau posisi margin balance dan melakukan stop-loss order pada setiap open position untuk memini-mumkan risiko yang timbul. Ketiga, jika account balance yang dimiliki tidak cukup untuk menutup minimum margin requirement, posisi akan ditutup dengan otomatis.

Pasar Spot dan Forward

Transaksi spot adalah jual beli valuta asing yang disertai kewajiban bagi pihak pembeli dan penjual untuk saling menyerahkan mata uangnya dalam kurun waktu maksimum dua hari kerja setelah terjadinya kontrak. Tanggal dimana dua mata uang saling diserahterimakan-yaitu dua hari kerja setelah tanggal kontrak, dinamakan value spot. Meskipun jangka waktu yang standar adalah dua hari, serah terima spot dapat pula dituntaskan pada tanggal kontrak, atau satu hari setelah tanggal kontrak. Sedangkan transaksi forward adalah jual beli valuta asing yang disertai kewajiban bagi pihak pembeli dan penjual untuk saling menyerahkan mata uangnya dalam kurun waktu lebih daru dua hari kerja setelah tanggal kontrak.

Kata 'lebih dari dua hari kerja' bisa berarti serah-terima forward dituntaskan dalam kurun waktu satu hari, satu minggu, satu bulan, tiga bulan, atau satu tahun setelah value spot.
Interest Rate Position

Siapapun yang melakukan operasi pasar uang, arus kasnya dapat terpengaruh oleh perubahan-perubahan bunga-yaitu harga instrument pasar uang. Apabila dilakukan operasi ini-seraya membiarkan arus kas tersingkap ( exposed) terhadap perubahanperubahan tersebut, maka dikatakan bahwa arus kas dalam posisi bunga ( interest rate position). Posisi bunga menjadi long jika, pada tanggal kontrak yang sama, jangka waktu pinjaman dana dalam mata uang tertentu lebih panjang daripada jangka waktu investasi dana dalam mata uang itu. Sebaliknya, dikatakan short jika, pada tanggal kontrak yang sama, jangka waktu pinjaman dana dalam mata uang tertentu lebih pendek daripada jangka waktu investasi dana dalam mata uang itu.

Dengan perkataan lain, posisi long atau short terjadi apabila ada perbedaan umur pinjaman dan umur investasi, dimana kedunya dalam mata uang serta dikontrak pada tanggalyang juga sama. Dalam bahasa perbankan, selisih umur pinjaman dan investasi ini dinamakan gap. Aktivitas borrowing dan investment dari sudut pandang perbankan, berbeda jika dipandang dari sisi perusahaan non-bank) misalnya perusahaan manufaktur). Bagi bank, borrowing dapat terjadi karena menerima deposito dari nasabah atau menerima penempatan dana dari bank lain, sementara itu, investment dapat dilakukan dengan menyalurkan kredit kepada nasabah atau menempatkan dana kepada bank lain. Bagi perusahaan non bank, borrowing dapat terjadi karena menerima dana pinjaman dari bank, sementara investment dapat terjadi karena mendepositokan dananya kepada bank.

Exchange Rate Position

Siapapun yang melakukan operasi pasar valuta aing, arus kasnya dapat terpengaruh oleh perubahan-perubahan kurs-yaitu harga konversi mata uang satu terhadap mata uang lainnya. Apabila dilakukan operasi ini-seraya membiarkan arus kas tersingkap (ter- expose) terhadap perubahan-perubahan kurs, maka dikatakan bahwa arus kas dalam posisi kurs ( exchange rate position). Posisi kurs menjadi long jika jumlah pembelian mata uang tertentu lebih besar daripada jumlah penjualannya. Sebaliknya, dikatakan short jika jumlah pembelian mata uang tertentu lebih kecil daripada jumlah penjualannya. Dengan perkataan lain, posisi long atau short terjadi apabila ada perbedaan jumlah pembelian dan penjualan mata uang tertentu. Dalam bahasa perbankan, selisih jumlah pembelian dan penjualan ini dinamakan exposure.

Hedging atau Covering

Laporan arus kas pada dasarnya menggambarkan lalu lintas dana yang diharapkan terjadi pada duatu saat dalam periode waktu tertentu. Sejauh masih dalam pengharapan, jumlah yang benarbenar diterima (ex post) bisa lebih keil dari yang diharapkan (ex ante), atau jumlah yang benar-benar dibayarkan (ex post) bisa lebih besar dari yang diharapkan (ex ante). Inilah yang dinamakan risiko financial dalam pengertian bahwa yang diharapkan bisa berbalik menjadi kenyataan yang tidak diinginkan. Utnuk menghindari risiko ini, maka perlu dilakukan tindakan Hedging atau Covering.

Hedging dapat bermakna to minimize or protect against the loss of by counterbalancing one transaction, such as a bet, against another, sedangkan Covering berarti to protect or shield from harm, loss, or danger. Dalam konteks yang dibicarakan disini, hedging berarti menghilangkan net exchange position atau interest rate position (gap) dengan mengadakan transaksi berlawanan, sedangkan covering berarti mengunci bunga atau kurs di muka in advance). Kadangkala pengertian hedging disamakan dengan covering. Ini dapat dimaklumi karena dua kata ini bermakna "melindungi" expected inflow maupun expected ouflow terhadap perubahan-perubahan bunga dan kurs yang tidak diharapkan.

Rolling Over

Keuntungan atau kerugian karena exchange position atau interest position tidak harus direalisasikan pada saat jatu tempo. Pada saat dimana posisi sudah harus di settle tetapi di prediksi ke depan (forward) bahwa masih ada kemungkinan untuk mendapatkan gain atau mengurangi loss, maka posisi ini dapat "diperpanjang" atau di roll over.keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan rolling over harus berdasarkan superioritas harapan kita relative terhadap harapan pasar. Sebagai contoh, pada hari 1 (sekarang) diputuskan untuk menerima short NZ$ dan long $ dengan harapan bahwa nilai tukar $ per NZ$ akan terdepresiasi pada hari 91. Ketika hari 91 tiba, ternyata nilai tukar $ per NZ$ telah terapresiasi lebih besar dari yang diantisipasi oleh pasar pada hari 1. Aka demikian, sekarang (91), kita mempunyai dua pilihan: pertama, menerima exchange loss dan segera menutup (close) posisi pada hari 91. Kedua, pada hari 91, memperpanjang (rolling over) posisi kusnya sampai pada, katakanlah hari 120, dengan harapan $ akan terapresiasi terhadap NZ$ sedemikian rupa sehingga cukup untuk mengompensasi sebagian exchange loss. Rolling over adalah aktivitas penginvestasian kembali (reinvestment) atas sejumlah dana dipasar uang atau penundaan konversi mata uang satu menjadi mata uang lainnya, untuk beberapa waktu di kemudian hari setelah jatuh tempo, dengan harapan mendapatkan keuntungan atau memperkecil kerugian.

Covered Interest Arbitrage (CIA)

Covered interest arbitrage (CIA) adalah aksi atau strategi mengambil untung dimana orang dengan base currency tertentu, memebli instrument financial bersatuan mata uang asing, dan secara simultan menjual future value dari instrument itu di pasar forward terhadap base currencynya. Strategi ini dapat dilakukan apabila terdapatt disparitas antara interest rate differential dengan exchange rate differential (persentase swap rate). Sejauh ada perbedaan antara dua differential ini, siapapun bisa memetik laba melalui operasi CIA. Pada dasarnya, CIA menyangkut jawaban atas dua pertanyaan yaitu mata uang apa yang harus dipinjam dan mata uang apa yang harus diinvestasikan?

Pertanyaan pertama tidak serta merta dijawab dengan meminjam dana pada bunga yang lebih rendah. Sebaliknya, jawaban atas pertanyaan kedua tidak selalu menyuruh kita untuk menginvestasikan dana pada bunga yang lebih tinggi. Apabila mata uang yang dipinjam tidak sama dengan mata uang yang diinvestasikan, kurs spot dan kurs forwardnya menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan. Dalam konteks ini CIA menyatakan dalilnya. Sebelum CIA didalilkan, perlu kiranya kita mengetahui konsep premi/ diskon yang sudah :

  1. Dalam transaksi forward, mata uang yang berbunga lebih tinggi akan dijual pada diskon ( atau lebih murah dari harga spot) terhadap mata uang lawannya yang berbunga lebih rendah.

  2. Dalam transaksi forward, mata uang yang berbunga lebih rendah akan dijual pada premi (atau lebih mahal dari harga spot) terhadap mata uang lawanya yang berbunga lebih tinggi.

Berdasarkan konsep premi/diskon ini, dapatlah diformulasikan dua dalil bagi operasi CIA, yaitu: pertama, Dalil 1: apabila persentase forward discount pada mata uang tertentu lebih kecil daripada interest rate differential yang berada mata uang itu, berarti ada laba dari operasi CIA, yaitu: meminjam mata uang yang berbunga lebih rendah, dan menginvestasikannya dalam mata uang berbunga lebih tinggi, kemudian menjualnya secara forward hasil investasinya terhadap mata uang yang berbunga Iebih rendah itu. Kedua, Dalil 2: apabila persentase forward discount pada mata uang tertentu Iebih besar daripada interest rate differential yang berada mata uang itu, berarti ada laba dari operasi CIA: yaitu meminjam mata uang yang berbunga lebih tinggi, kemudian menginvestasikannya dalam mata uang berbunga Iebih rendah, kemudian menjual secara forward hasil investasinya terhadap mata uang yang berbunga lebih tinggi itu.

Menyimak secara seksama dua dalil CIA tersebut, tampak bahwa dalam operasi CIA terdapat dua kegiatan "jaga-jaga". Hedging dan covering. Hedging dapat dilihat dari transaksi yang saling berlawanan, yaitu meminjam mata uang berbunga lebih rendah dan kemudian menjual mata uang itu terhadap mata uang berbunga Iebih tinggi (dalil 1), atau meminjam mata uang berbunga Iebih tinggi dan kemudian menjual mata uang itu terhadap mata uang berbunga Iebih rendah (dalil 2). Sementara itu, covering tampak dari usaha mengunci kurs forward untuk mendapatkan dana yang kelak dibayarkan pada saat pinjaman jatuh tempo.

Nostro Account

Bank yang aktif dalam bisnis international harus melihat cukup kas (balance) dalam mata uang asing untuk mengeksekusi perintah pembayaran international, baik yang timbul dari aktivitas perdagangan (ekspor-impor barang dan jasa) maupun dari aktivitas pasar keuangan international. Jenis mata uang yang dipelihara tentu bukan sekedar mata uang asing, tetapi harus major currency, misalnya USD, GBP, DEM, EUR, dan JPY.

Sebagian dari kas ini biasanya disimpan dalam rekening giro (current account) dibank asing korespondennya, untuk dijadikan sebagai kas kerja (working balance). Misalnya, AmBank Amerika memiliki rekening giro dalam GBP di BritBank Inggris, sebaliknya Britbank memelihara rekening giro dalam USD di AmBank. Dalam dunia perbankan, rekening milik AmBank (BritBank) yang berada di BritBank (AmBank) dinamakan nostro account, yang secara umum didefenisikan sebagai rekening miliki bank non-residen yang berada di bank asing ( correspondent bank).

Closing Rate dan Opening Rate

Dalam setiap sesi perdagangan, para dealer biasanya bekerja satu jam lebih awal untuk berdiskusi bersama rekan kerjanya serta mendapatkan briefing singkat dari 'kapten' dealing room. Melalui meeting ini, tim dealer melakukan peninjauan ulang ( reassessment) terhadap strategi-strateginya dan kemudian menentukan taktiktaktik berdasarkan hal-hal berikut:

Pertama, Closing rate (kurs penutupan) dibelahan bumi yang lain. Closing rate adalah kurs yang ditutup pada setiap trading session di pusat-pusat financial seperti New York, London, Brussels, singapuran, hongkong dan Tokyo. Karena perbedaan zona waktu, pasti ada perbedaan closing rate diantara pusat-pusat financial tersebut. ketika bank-bank di London sudah tutup dan New York menjelang menutup kantornya, bank-bank diJakarta sedang bersiapsiap membuka kantornya. Pada saat Jakarta sedang akan memulai trading session, bank-bank di Tokyo dan hongkong sudah beberapa jam lebih dahulu beroperasi. Closing rate dari pusat-pusat financial harus dibaca sebagai kecendrungan baru (new trend) dalam pasar valuta asing global.

Kedua, perkembangan ekonomi dan politik terkini. Dibawah sitem kurs mengambang, perkembangan indicator ekonomi seperti bungaminflasi, pengangguran dan neraca pembayaran menjadi fundamental dalam menentukan kurs, jika tidak secara jangka pendek mungkin jangka panjang. Faktor-faktor politik seperti gejolak social, pergantian pemerintahan, dan serangan militer dapat juga memengaruhi, dan bahkan 'mendikte' pasar. Ketiga, Net exchange position. Perlu diperhatikan bahwa departemen dealing room tidak bisa begitu saja menetapkan kurs dalam arus kasnya untuk waktu yang lama. Net exchange position senantiasa berubah seiring dengan perubahan harga pasar. Bagi dealer yang mengambil posisi terbuka (open position), perubahan kurs pasar bisa menimbulkan gain atau loss.

Berdasarkan informasi tersebut, kapten dealer menetapkan opening rate (kurs pembukaan) dengan mengacu pada nilai tukar currency pair yang utama (major), misalnya nilai tukar USD terhadap GBP. Setelah opening rate GBP/USD ditetapkan, dealer kemudian menghitung opening rate satu unit USD terhadap mata uang utama lainnya seperti JPY (Jepang), CHF ( Swiss), EUR (Uni Eropa) dan mata uang minor seperti SGD (singapura), HKD (hongkong), AUD (Australia). Segera setelah opening rate dihitung dan di upload, maka satu trading session siap dimulai.

Hard Curently dan Soft Curently

Hard Currently adalah julukan untuk mata uang yang memiliki permintaan tinggi (strong demand) dan pasokan terbatas (limited supply). Julukan ini terkait dengan kekuatan ekonomi suatu negara, yang ditandai oleh surplus neraca perdagangannya yang besar. Status ini dikontradiksikan dengan sof currency. Aktifitas yang terjadi di pasar valuta asing tidak lain adalah pertukaran (atau pengonversian) mata uang satu terhadap mata uang lain. Tapi, tidak ada satu pun negara yang menyediakan fasilitas perdagangan atau pengonversian seluruh mata uang yang ada. Misalnya, di Indonesia mungkin sulit ditemukan bank yang melayani fasilitas penukaran rupiah terhadap mata uang negara Zaire atau mata uang negara Kuba. Atau, penduduk Nigeria mungkin tidak menemukan bank negaranya yang menjual rupiah. Tetapi untuk mata uang kuat (hard currency) seperti dolar dan yen, past diperjualbelikan di hampir setiap negara.

Eurocurrency dan Eurobanking

Pasar Eurocurrency (pasar uang eksternal) terjadi ketika suatu mata uang didepositokan dan beredar di luar wilayah hukum negara yang menerbitkannya. Artinya, ketika diperjualbelikan di luar pasar uang domestic Amerika, maka $ menjadi Eurodollar. Demikian pula, misalnya mata uang f (Europound) yang beredar di luar negara lnggris, Y (Euroyen) yang beredar di luar negera Jepang dan FF (Eurofranc) yang beredar di luar negara Prancis. Secara konseptual, pasar Eurocurrency seperti berada di antara pasar uang dan pasar valuta asing. Dalam pasar uang, balk simpanan (deposito) yang diterima maupun kredit yang diberikan adalah dalam mata uang negara di mana bank berkedudukan. Dalam pasar valuta asing, mata uang satu dikonversi menjadi mata uang lain dimana pun suatu bank berkedudukan. Sedangkan dalam pasar Eurocurrency, balk simpanan (deposito) yang diterima maupun kredit yang diberikan adalah dalam mata uang selain mata uang negara di mana bank berkedudukan.

Eurobank adalah lembaga keuangan yang secara simultan menerima deposito dan memberikan pinjaman dalam mata uang selain mata uang lokal di mana lembaga keuangan tersebut membuka kantornya. Instrumen financial yang diderivasi dari Eurocurrency pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan yang diperjualbelikan di pasar uang domestik. Untuk menunjukkan bahwa pasar Eurocurrency benar-benar segmented, ada kebiasaan untuk menyertakan kata "Euro" di depan nama instrument Eurocurrency seperti Eurodeposit, Eurocertificate of deposit, Euroloan, Eurobond, Euro T Bills dan lain sebagainya.

Base Price dan Counter Price

Pada kurs dimana USD menjadi base currency dan kemudian terjadi kenaikan pada kurs tersebut, memberi arti bahwa USD terapresiasi (menguat) dan mata uang lain tersebut terdepresiasi (melemah). Sebagai contoh, jika kurs USD/JPY berubah dari 120.01 menjadi 123.01, USD dikatakan menguat (JPY melemah) dikarenakan saat ini dibutuhkan lebih banyak JPY untuk ditukarkan dengan USD. Kendati demikian, notasi kurs sebagaimana ditulis di atas tidak berlaku untuk mata uang poundsterling Inggris (GBp), dollar Australia (AUD), dollar Selandia baru (NZD) dan Euro (EUR). Untuk kurs empat mata uang ini, mereka menjadi base currency, dan USD menjadi mata uang kedua (counter atau quote currency). Sebagai missal, jika kurs GBP/USD adalah 1.4366, maka satu GBP setara dengan 1.4366 USD. Dalam kurs empat mata uang ini, kenaikan kurs berarti melemahnya USD (karena kemudian dibutuhkan lebih banyak USD untuk ditukarkan dengan base currency atau GBP, UER, NZD atau AUD) dan menurunnya kurs berarti melemahnya base currency.

Apresiasi dan Depresiasi

Depresiasi (atau apresiasi) adalah perubahan nilai tukar mata uang satu terhadap mata uang lainnya karena mekanisme pasar. Ketika nilai tukarnya menurun (atau meningkat), mata uangtersebut dikatakan telah terdepresiasi (atau terapresiasi). Misalnya, Wanda the Winetaster (si peminum Anggur), seorang Amerika memutuskan untuk membeli sebotol anggur Chateau Lafite Rothscild tahun 1961 (tahun yang terbaik) untuk mengisi tempat penyimpanan anggurnya. Kalau harga anggur di Prancis adalah 1.000 euro dan kurs adalah $ 1,19 per euro, maka harga anggur yang akan dibayar oleh Wanda adalah $ 1,90 (=1.000 euro x $1,19/euro).

Sekarang misalnya Wanda menunda pembeliannya dua bulan lagi, dimana euro terapresiasi menjadi $ 1, 40 per euro. Kalau harga domestik dari Lafite Rothscild tetap 1.000 euro, maka harganya akan naik dari $ 1.190 menjadi $ 1.400. tetapi apresiasi mata uang membuat harga barang-barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih murah. Pada kurs $ 1,19 per euro, computer Dell seharga $ 2.000 akan seharga 1.681 euro bagi Pierre sang Programmer, kalau kurs naik menjadi $ 1,40 per euro, computer tersebut akan seharga hanya 1.429 euro.

Depresiasi euro menurunkan harga barang Prancis di Amerika tetapi menaikkan harga barang Amerika di Prancis. Kalau euro turun sebesar $ 1,00, satu botol anggur Lafite Rothscild milik Wanda hanya akan seharga $ 1.000 bukan $ 1.190 dan computer Dell yang akan dibayar Pierre sebesar 2.000 euro bukan 1.681 euro. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, ketika mata uang suatu negara terapresiasi (nilainya naik secara relative terhadap mata uang lainnya), barang yang dihasilkan oleh negara tersebut di luar negeri menjadi lebih mahal dan barang-barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih murah (asumsi harga domestic konstan di kedua negara). Sebaliknya, ketika mata uang suatu negara terdepresiasi, barang-barang negera tersebut yang di luar negeri menjadi lebih murah dan barang-barang luar negeri di negara tersebut menjadi lebih mahal. Depresiasi suatu mata uang akan memudahkan produsen domestik untuk menjual barangbarangnya di luar negeri dan membuat barang-barang luar negeri menjadi kurang bersaing di pasar domestik.

Futures Market

Pasar futures adalah bentuk khusus dari pasar forward di mana transaksi pembelian dan penjualan valas dilakukan pada suatu bursa resmi. Transaksi yang dilakukan di bursa futures merupakan transaksi yang telah distandardisasi oleh suatu regulasi atau aturan tertentu.

Blog Post

Related Post

Back to Top