Kedua, teknik Martingale , yaitu suatu teknik trading yang menggunakan lipatan volume lot, contoh: trading dengan 1 lot, jika kalah maka lot tersebut akan dilipat gandakan menjadi 2 lot, lalu 4 lot dan seterusnya hingga menang atau profit. Hal ini bisa dilakukan di modal anda sangat kuat, tetapi tentunya resikonya juga sangat tinggi sekali bila terjadi kekalahan. Kedua, teknik Averaging , yaitu suatu teknik trading yang memanfaatkan rata-rata harga. Contoh Buy di harga 100 kemudian ketika pasar turun di harga 80 maka kita order Buy lagi , ketika turun di harga 60 maka Buy lagi dan seterusnya, sehingga bisa mendapatkan harga yang lebih bagus, tetapi teknik ini adalah melawan trend dan juga membutuhkan modal yang banyak pula.
Ketiga, teknik Hedging, yaitu suatu teknik trading yang memanfaatkan locking posisi, teknik trading ini dapat menjadi "senjata makan tuan" atau gali lubang tutup lubang bila salah penerapannya. Keempat, teknik trading dengan analisa Teknikal ataupun Fundamental,yaitu suatu teknik trading forex yang terlebih dahulu menganalisa indikator, chart, grafik dan berita-berita yang terjadi di pasar. Kelima, teknik trading Ngawur atau Gambling, yaitu suatu teknik trading yang tanpa didasari apapun dan hanya insting belaka seperti berjudi , ini adalah yang seringkali dilakukan oleh pemula ataupun yang belum paham betul di forex.
Keenam, teknik trading dengan korelasi, yaitu suatu teknik trading yang memanfaatkan korelasi dari suatu pergerakan mata uang . Teknik ini masih kurang bagus karena tidak stabil, mengingat pergerakan mata uang tidak selalu tetap terus dengan pola yang sama. Ketujuh, teknik automatic trading (robot), yaitu suatu teknik trading yang dimana semuanya diserahkan kepada Robot atau EA . Sukses atau tidaknya teknik ini adalah bergantung kepada Robot atau software trading otomatis tersebut. Kedelapan, teknik trading dengan pola Risk Management (manajemen resiko), teknik ini sangat bagus dan banyak digunakan oleh para trader profesional. Dan memang risk management adalah kunci sukses dalam bertrading. Teknik ini memanfaatkan penggunaan Stop Loss dan pengaturan resiko serta keuangan.
Pada buku ini akan menitikberatkan pada dua teknik utama yaitu teknik analisis fundamental & teknikal dan teknik manajemen resiko. Teknik analisis fundamental dan teknikal dibahas dalam bab ini sedangkan teknik manajemen resiko dibahas dalam bab Resiko dan Manajemen Resiko. Pada umumnya, terdapat dua pendekatan yang dapat dipakai untuk menganalisis pergerakan pasar yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Untuk lebih jelasnya akan dibahas dibawah ini.
Teknik Analisis Fundamental
Kondisi fundamental suatu negara dapat menimbulkan berbagai macam ekspektasi bagi para pelaku pasar uang. Reaksi para pelaku pasar atas fundamental suatu negara bisa jadi berpengaruh terhadap pelemahan atau penguatan mata uang suatu negara. Oleh karena itu menjadi hal yang penting bagi pelaku pasar uang untuk mencermati kondisi fundamental suatu negara. Nilai tukar suatu mata uang sebenarnya juga mencerminkan kondisi makro suatu negara, stabilitas politik, iklim investasi, dan juga tingkat kepercayaan dunia internasional terhadap negara tersebut. apabila secara fundamental suatu negara dikatakan bagus, stabil secara politik, dan memiliki iklim investasi yang baik, maka negara itu akan menarik minat para investor untuk melakukan investasi di negara tersebut. keadaan ini tentu akan menguatkan nilai tukar mata uangnya.
Untuk memperoieh data-data fundamental, seorang trader biasanya menggunakan informasi-informasi yang disediakan oleh beberapa media. Media biasanya menambahkan ulasan-ulasan dan perkiraan pergerakan harga karena pengaruh indikasi tersebut. Analisa fundamental (fundamental analysis) adalah suatau studi yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perekonomian suatu negara. Melalui metode ini akan dilakukan prediksi terhadap pergerakan harga dan kecendrungan pasar dengan menganalisa indikator-indikator ekonomi, kebijakan pemerintah, dan fakor-faktor lain yang berpengaruh terhadap fundamental perekonomian. Fundamental analysis mempelajari the causes of market movements, sedangkan technical analysis mempelajari the effect of market movements. Secara umum ada tiga faktor fundamental yang berpengaruh terhadap perubahan harga mata uang yaitu:
1. Faktor politik.
Ada beberapa faktor fundamental yang berpengaruh terhadap perubahan harga mata uang. Peristiwa-peristiwa politik pada umumnya dapat menyebabkan munculnya masalah yang kompleks bersama peristiwa-peristiwa ekonomi.
2. Faktor ekonomi.
Fundamental suatu negara tidak dapat dipisahkan dari faktor perekonomian yang merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan negara tersebut. apabila kita kaitkan dengan nilai tukar mata uang, kuat-tidaknya perekonomian suatu negara akan berpengaruh terhadap nilai tukar mata uangnya.
Terdapat beberapa indicator utama yang biasanya dipakai oleh para "fundamentalis" dalam melihat fundamental ekonomi suatu negara, yaitu: pertama, Gross National Product (GNP). Pendapatan nasional Bruto (PNB) adalah jumlah total barang dan jasa yang diproduksi oleh penduduk negara tersebut baik yang berdomisili di dalam negri maupun luar negri. Kedua, Gross Domestic Product (GDP). Pendapatan Domestik bruto ( PDB) adalah jumlah total barang dan jasa yang diproduksi oleh sutau negara baik oleh perusahaan dalam negri maupun perusahaan asing yang beroperasi dinegara tersebut.
Ketiga, Inflation. Inflasi adalah peningkatan tingkata harga secra umum dalam suatu perekonomian. Kenaikan inflasi melebihi tingkata inflasi negara lain- dengan faktor-faktor di luar laju inflasi yang relative konstan-akan menurunkan nilai tukar negara tersebut. inflasi diakibatkan oleh kelebihan permintaan (demand-pull inflation), dan peningkatan biaya faktor input (cost-push inflation). Tingkatan inflasi dapat dihitung dengan menggunakan Producer Price Index (PPI) dan Consumer Price Index (CPI). ProducerPrice Index (PPI) atau indeks harga produsen mengukur rata-rata harga yang diterima oleh produsen domestic untuk setiap output yang dihasilkan dalam setiap tingkat proses industry. Indeks ini diperoleh dari sector-sektor domestic terutama dalam industry manufaktur, pertambangan dan pertanian. Sedangkan dalam Consumer Price Index (CPI), Indeks harga konsumen mengukur rata-rata perubahan harga eceran dari sekelompok barang dan jasa tertentu.
Keempat, Balance of Payment (BOP). Neraca pembayaran international adalah catatan semua transaksi ekonomi international yang meliputi perdagangan, keuangan, dan moneter antara penduduk suatu negara dengan penduduk luar negri untuk suatu periode. Bagi para trader, posisi yang biasanya dilihat adalah posisi saldo perubahan cadangan devisa (change of forex reserve) yang mencerminkan posisi saldo valas yang dimiliki suatu negara. Tanda positif (+) menunjukkan BOP surplus yang akan menimbulkan efek positif berupa relative stabilnya nilai tukar negara tersebut dan tanda negative (-) menunjukkan BOP defisit yang dapat menimbulkan efek negative. Kelima, Interest Rate. Tingkat suku bunga nominal suatu negara yang naik lebih tinggi dari negara lain akan membuat pemodal tertarik untuk menginvestasikan dananya pada mata uang negara tersebut. Kendati demikian, harus diperhatikan apakah kenaikan suku bunga tersebut melebihi laju inflasi sehingga indikator yang biasanya dipakai adalah tingkat bunga efektif (bungan nominal-laju inflasi).
Keenam, Masalah pengangguran (Unemployment). Secara luas, masalah pengangguran menimbulkan berbagai macam implikasi. Pertama, terhadap pendapatan nasional, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam perekonomian, semakin tinggi pendapatan nasional. Sebaliknya, semakin banyak pengangguran, semakin rendah pendapatan nasional. Kedua, ditinjau dari segi individu, masalah pengangguran akan menurunkan taraf kesejahteraan, konsumsi yang menurun, menganggu taraf kesehatan keluarga, dan efek social. Tampak bahwa masalah pengangguran berkaitan erat dengan tingkat kejatahan. Ketiga, apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan social selalu terjadi dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.
Indikator-indikator ekonomi utama bisa sangat membantu melihat fundamental ekonomi satu negara sekaligus pengaruhnya terhadap nilai tukar negara tersebut. Beberapa negara memiliki beberapa faktor spesifik yang terkadang sangat mempengaruhi perilaku nilai tukar negar tersebut. berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai tukar khusus bagi mata uang yang sering ditransaksikan di pasar uang.
Angka-angka yang terdapat dalam beberapa indikator ekonomi pada umumnya merupakan hasil publikasi yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah dan lembag-lembaga lain. Berikut adalah
beberapa pedoman dasar yang dapat dipakai agar informasi yang akan digunakan dapat selalu up to date: pertama, mengetahui arti, maksud,dan dampak dari indicator-indikator ekonomi. Kedua, mengetahui indicator ekonomi apa yang akan dipakai atau dicari. Ketiga, mengatahui kapan indicator-indikator ekonomi akan dipublikasikan. Keempat, tidak semua indicator ekonomi akurat. Carilah yang benar-benar akurat dan dapat dipercaya. Kelima, tidak semua indicator ekonomi dibuat atau dipublikasikan bersamaan. Keenam, berusaha terus memantau indicator-indikator ekonomi tersebut (berjaga-jaga seandainya terjadi revisi). Ketujuh, mengetahui indicator kunci yang paling berpengaruh terhadap pasar. Kedelapan, semakin banyak jenis valas yang ditransaksikan, semakin banyak pula indicator ekonomi banyak negara yang harus dipantau.
3. Faktor eksternal.
Faktor eksternal yang berupa perubahan kondisi ekonomi yang terjadi dalam suatu negara dapat membawa dampak bagi perekonomian negara-negara lain yang terdapat di kawasan yang sama. Di dalam era globalisasi, modal dapat dengan cepat berpindah dari satu negara ke negara lain sehingga bilamana iklim perekonomian suatu negara dianggap tidak kondusif maka para investor dengan cepat akan memindahkan dananya ke negara lain yang dianggap lebih menguntungkan. Oleh karena itu penting bagi seorang investor untuk mencermati perkembangan perekonomian global.
Teknik Analitis Teknikal
Analisis teknikal merupakan suatu metode pendekatan yang didasarakan pada grafik pergerakan harga untuk memprediksi kanaikan atau penurunan harga. Harga mata uang akan terus bergerak dari waktu ke waktu, kadang-kadang mengalami kenaikan dan kadang-kadang mengalami penurunan. Data-data mengenai pergerakan harga dari waktu ke waktu kemudian dicatat dan dituangkan dalam grafik. Ternyata perubahan harga yang terjadi balk kenaikan ataupun penuruan membentuk pola. Pola pergerakan harga inilah yang dijadikan bahan penelitian oleh seorang analis teknikal. Para analis percaya bahwa pergerakan harga cendrung mengulangi pola di masa lalu, sebagai proyeksi harga yang akan terjadi. Jadi pada intinya analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola pergerakan harga di masa lampau dengan tujuan untuk memprediksi pergerakan harga yang akan terjadi.
Secara sederhana, technical analysis dapat diartikan sebagai suatu studi dan "seni" yang dipakai untuk mengindera kecendrungan harga yang akan datang dengan menggunakan chart maupun perhitungan matematis. Dari pengertian tersebut, bisa dilihat bahwa terdapat dua jenis alat yang dipakai dalam technical analysis, yaitu charting dan quantitative model. Dalam melakukan "pengideraan", terdapat beberapa asumsi yang dipakai dalam technical analysis, antara lain: pertama, All market fundamentals are depicted in the actual market data.Kedua, Harga yang dibentuk di pasar merupakan refleksi dari seluruh faktor yang ada di pasar. Ketiga, history repeats itself Perilaku para investor dimasa lalu yang terjadi secara berulang-ulang dapat digunakan sebagai acuan dalam memprediksi perilaku di masa yang akan datang. Keempat, Prices move in trends.Para analisis Teknikal tidak berkeyakinan bahwa pergerakan harga adalah acak dan tidak dapat diprediksi. Harga akan bergerak dalam suatu arah (trend) tertentu dan akan berlanjut untuk beberapa saat.
Analisis teknikal adalah analisis terhadap pergerakan harga atau pengamatan terhadap pergerakan harga yang terjadi detik demi detik, hari demi hari dan jangka waktu tertentu yang ditampilkan dalam bentuk diagram/ chart. Ide utamanya adalah mengggunakan data-data pergerakan harga dari waktu yang lalu (historical) untuk menentukan ke mana arah pergerakan harga selanjutnya. Yang paling penting dari analisis teknikal adalah bagaimana analisis tersebut mampu mengenali trend sedini mungkin. Secara garis besar ada dua teknik analisis tekhnikal yaitu:
1. Price Chart
Jika dikaitkan dengan harga yang terbentuk di pasar, chart dapat diartikan sebagai gambaran ulah para pelaku pasar dalam melakukan aktivitas jual-beli yang digambarkan dalam bentukgrafik. Pertama, Bar chart. Bar chart adalah chart atau grafik berebntuk balok tegak lurus yang menggambarkan harga tertinggi (the highest price) dan harga terendah (the lowest price). Diantara harga tertinggi dan terendah tersebut, terdapat harga pembukaan (opening price) yang terletak di sisi kiri dan harga penutupan (closing price) yang terletak di sisi kanan. Kedua, Candlestick chart. Candlestick Chart sering disebut dengan Japanese Candles karena pernah digunakan orang jepang untuk menganalisa harga kontrak padi. Mirip dengan bar chart, candlestick chart juga menampilkan harga pembukaan, harga penutupan, harga tertinggi, dan harga terendah. Hanya saja, candlestick chart lebih menekankan pada hubungan antara harga pembukaan dengan harga penutupan. Dalam penggunaan candlestick, terdapat beberapa pola yang masing-masing memiliki arti tersendiri, diantaranya adalah: Pola Bullish dan Pola Bearish. Pola bullish terjadi saat harga pembukaan berada di dekat harga terendah dan harga penutupan berada di dekat harga tertinggi. Warna balok yang menandai bullish adalah hijau atau putih. Pola bearish terjadi saat harga pembukaan berada di dekat harga tertinggi dan harga penutupan berada di dekat harga terendah. Warna balok yang menandai bearish adalah merah atau hitam.
Ketiga, Point & figure chart. Chart ini dibentuk oleh kombinasi "X" dan "0" yang menggambarkan kenaikan (increase) dan penurunan (decline) harga. "X" menunjukkan pembelian (kenaikan harga) karena demand melebihi supply dan "0" menunjukkan adanya penjualan ( penurunan harga) karena supply melebihi demand. P&F Chart adalah grafik yang tidak memiliki basis waktu dan hanya memberi informasi hanya apabila ada perubahan harga.
2. Quantitative Model
Analisis teknikal menggunakan hasil dari model dan persamaan matematis untuk kemudian "dituangkan" dalam bentuk grafik. Grafik tersebut kemudian akan menjadi indikator teknikal (technical indicators) untuk memprediksi harga dan pasar. Berikut adalah beberapa model-model kuantitatif yang banyak dipakai oleh para analis teknikal. Pertama, Moving average (MA). Moving averages atau rata-rata bergerak adalah salah satu trend indicator yang dilakukan dengan mengambil sekelompok nilai pengamatan, mencari rata-ratanya kemudian menggunakan rata-rata tersebut sebagai ramalan untuk periode yang akan datang. Metode ini disebut rata-rata bergerak karena setiap kali data observasi baru tersedia, maka angka rata-rata baru dihitung dan digunakan sebagai ramalan (forecast). MA dapat dihitung dengan menggunakan segala macam rangkaian data, misalnya open price, close price, low price, high price, volume, dan lain-lain.
Dalam MA, terdapat beberapa metode yang biasa dipakai, yaitu single, exponential, weighted, triangular, dan variable. Kelima metode tersebut dibedakan dari bobot yang diberikan untuk masing-masing metode. Dalam single MA, diberikan bobot yang sama untuk setiap data, exponential dan weighted memberi bobot yang lebih besar untuk data terkini, triangular memberi bobot lebih besar untuk data ditengah dan variable mengubah bobot berdasar volatilitas harga. Dibawah ini adalah gambaran salah satu metode MA yang sering dipakai yaitu single moving average. Single moving average memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
- Untuk membuat forecast diperlukan data historis selama jangka waktu tertentu.
- Semakin panjang jangka waktu moving averages, efek pelicinan semakin terlihat dalam peramalan atau menghasilkan moving averages yang semakin halus.
Penggunaan periode dalam MA dibagi menjadi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang dengan masing-masing titik intervalnya adalah 5,15 dan 30. Pedoman yang digunakan dalam jual bell dengan menggunakan MA adalah:
- Isyarat beli ditandai apabila kurva MA jangka pendek dan jangka menengah memotong dari bawah sampai ke atas kurva MA jangka panjang.
- Isyarat jual ditandai bila kurva MA jangka pendek dan jangka menengah memotong dari atas sampai ke bawah kurva MA jangka panjang.
Kedua, Bollinger Bands. Bollinger Bands adalah volatility indicator karya John Bollinger dengan tiga line, yaitu upper, lower, dan simple moving average. Upper bands merupakan band berjarak 2 standar deviasi di atas simple moving average (= middle band), sedangkan lower bands merupakan band berjarak 2 standar deviasi dibawah simple moving average. Karena standard deviation adalah ukuran volatilitas, maka bands dapat menyesuaikan diri: melebar manakala pasar bergejolak dan menyempit manakala pasar tenang. Dalam penggunaannya,Bollinger merekomendasikan untuk menggunakan n (jangka waktu) sebesar 20 moving average dengan simple moving average dan 2 standar deviasi. Pedoman dalam menggunakan Bollinger Bands:
- Semakin dekat harga bergerak ke arah upper band, menandakan overbought
- Semakin dekat harga bergerak kea rah lower band, menandakan oversold.
Ketiga, Relative Strength Index (RSI). RSI adalah sebuah oscillator yang mengukur kekuatan valas dengan cara memonitor (memantau) perubahan-perubahan yang terjadi pada harga penutupan. RSI yang pertama kalinya diperkenalkan oleh Welles Wilder ini merupakan indikator utama atau indikator yang bersifat koinsiden dan bukan indicator penyerta.RSI memiliki formula yang cukup sederhana sebagai berikut:
RSI = 1004100/(1+RS))
Dimana : RS = (Avg. of n-day up closes)/ (Avg.of n-day down closes)
n = days (most analysts use 9-15 day RSI)
RSI memiliki jarak antara 0 sampai dengan 100. Suatu valas dikatakan overbought (0/B) jika berada pada level sekitar 70 dan menandakan saat untuk menjual (pada pasar yang bullish, overbought bisa berada pada level 80), sedangkan jika RSI berada pada level 30, valas dikatakan oversold (0/S) dan menandakan saat untuk membeli. Pedoman jual-beli dalam RSI:
- Isyarat beli ditandai saat indicator RSI kembali melintas di atas level 30 ( ambang bawah).
- Isyarat jual ditandai saat RSI kembali merosot ke bawah level 70 ( ambang atas).
Keempat, Stochastics.Stochastic oscillator didasarkan pada teori bahwa harga cendrung di tutup mendekati batas atas rentang perdagangan selama kecendrungan meningkat. Di waktu kecendrungan menjadi mature atau mendekati akhir, akan semakin tegas kecendrungan harga untuk ditutup jauh di bawah batas tertinggi. Stochastic oscillator berjalan di kisaran level 0 hingga 100, dimana tingkat 20 adalah oversold dan tingkat 80 adalah overbought. Oscillator ini bergerak dengan 2 garis, yaitu garis % K yang biasanya ditampilkan dengan garis utuh dan garis % D line yang biasanya ditampilkan dengan garis putus-putus. Cara bertransaksi menggunakan Stochastic:
- Beli ketika oscilator, garis % K atau % D, turun di bawah tingkat tertentu ( misalnya 20) dan kemudian naik ke atas tingkat tersebut lalu jual ketika oscilator naik ke atas tingkat tertentu (misalnya 80) dan kemudian turun di bawah tingkat tersebut.
- Beli ketika garis %K naik ke atas garis % D lalu jual ketika garis % K turun dibawah garis % D.